Dalhar, Watucongol, Muntilan, Magelang. Saat nyantri di Watucongol, Sayyid Agil sudah yatim. Hubungan Sayyid Agil dengan Simbah Dalhar sangat dekat, sehingga beliau diangkat anak oleh Mbah Dalhar. beliau mempunyai putra-putri, yaitu: 1. Sayyid Muhammad (tinggal di Surabaya) 2. Syarifah Nukmah (meninggal) 3. Sayyid Alwi (tinggal di Kudus) 4

KH. Dalhar Munawwir atau yang lebih akrab disapa Mbah Dalhar lahir pada Kamis Pon, 14 Sya'ban atau 6 Juli 1933. Beliau merupakan putra ketujuh dari sembilan bersaudara dari pernikahan KH. Muhammad Munawwir dengan istri ketiganya yaitu Nyai Hj Salimah. Ayah beliau, KH. Muhammad Munawwir merupakan pendiri Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak.

Satu kisah unik ketika Abuya datang pertama ke Watucongol, Mbah Dalhar memberi kabar kepada santri-santri besok akan datang 'kitab banyak'. Dan hal ini terbukti mulai saat masih mondok di Watucongol sampai di tempat beliau mondok lainya, hingga sampai Abuya menetap, beliau banyak mengajar dan mengorek kitab-kitab.

Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai dua putra dan tiga putri, diantaranya Hj. Su`ad Jauharoh (15 September 1960), Hj. Kausar Asyafi`ah (13 April 1964), KH. Khaidar Muhaiminan (18 Desember 1967), KH. Nauval Muhaiminan (27 Desember 1972), dan KH. Dengan mengikuti jejak Mbah Dalhar Watucongol, KH. Muhaiminan Gunardo juga diangkat

Sahrallayal (meninggalkan tidur malam) merupakan salah satu riyadhoh Mbah Dalhar yang sampai sekarang masih menjadi adat bagi putra putri beliau yang berada di Watucongol. Karomah Mbah Dalhar diantaranya yaitu: ketika mengisi pengajian suara beliau dapat didengar oleh orang yang ikut dalam pengajian tersebut sampai jarak sekitar 300 meter 1_Pejuang Islam Ratu Pembayun Putri Panembahan Senopati Mataram di Tapos Depok 5_Mbah Kyai Dalhar - Watucongol 6_Mbah Raden Santri - Gunung Pring 7_Mbah Ma'sum - Salaman 8_Mbah Kyai Abd. Hamid - Kajoran. (Putra Sayyid Arief Segoropuro, Keponakan Sayyid Sulaiman, saudara kandung dari Sayyid Ali Akbar) - Bohar, Sepanjang Mbah Dalhar juga dikenal sebagai mursyid Tarekat Syadziliyah yang termasyhur. Selepas dari Watucongol, Muhaiminan muda melanjutkan pengembaraannya dalam menuntut ilmu kepada K.H. Maksum (Lasem, Rembang), Kiai Muhajir di Bendo (Pare, Kediri), lalu ke Pesantren Tebuireng, Jombang.
Kompleks makam Kyai Raden Santri terletak di sisi barat kota Muntilan, tepat di atas sebuh bukit yang sangat asri. Makam Gunung Pring secara administrasi berada di Desa Gunung Pring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Namun demikian, secara asal-usul sejarah kepemilikian, makam kompleks makam ini merupakan milik Keraton Ngayojakarta
5flee.
  • q2hg3bpk4j.pages.dev/370
  • q2hg3bpk4j.pages.dev/280
  • q2hg3bpk4j.pages.dev/10
  • q2hg3bpk4j.pages.dev/80
  • q2hg3bpk4j.pages.dev/40
  • q2hg3bpk4j.pages.dev/250
  • q2hg3bpk4j.pages.dev/136
  • q2hg3bpk4j.pages.dev/363
  • putra putri mbah dalhar watucongol